DUGAAN OH DUGAAN

Beberapa hari ini tak dapat menulis atas sebab yang tidak dapat dielakkan. Sejak kebelakangan ini memang banyak dugaan yang kuhadapi. Selepas satu, satu lagi datang. Bertimpa-timpa. Semuanya melibatkan insan-insan yang aku sayangi. Walaupun sedih dengan apa yang terjadi namun aku harus percaya pada Qada dan Qadar Allah. Aku percaya semuanya ada hikmah yang tersembunyi. Mungkin Allah nak beri aku sesuatu yang selama ini aku dambakan, namun begitu sebelum diberinya.....aku harus menghadapi ujian-ujian darinya. Bukankah Allah itu lebih tahu perjalanan hidup kita.
Apapun yang terjadi aku seharusnya terus fokus untuk meneruskan hidup. Perjalanan perlu diteruskan walaupun kaki hampir tidak berdaya. Walaupun pun senyuman yang terukir dibibir, namun ia bukanlah menggambarkan rasa hatiku yang sebenar. Sebagai penutupnya terimalah sebuah puisiku yang bertajuk......

Tentang Sebuah Janji

J.A.N.J.I
Kata yang terukir dibibir manis
meaknakan niat hati
rasa yang ingin dikota

Tugu janji
harus selalu dikurnia ingat
seperti tugu negara
terus bernyawa
sepanjang zaman.

Tapi janji
kata-kata yang tidak terpatri
yang belum tentu ditepati
selagi ada kata
selagi mulut bisa berbicara
selagi ada ruang yang menghulur kesempatan
tetap ada janji terukir
tetap ada janji ternoda.


Purnama
9 Januari 1991

No comments: